REMAJA TERAWANG TAHUN 2020-2030

Remaja masa kini, lebih trend di kenal generasi milineal. Milenial merupakan generasi Y setelah X. Sederhananya generasi yang lahir pada masa digital; ada TV berwarna, handphone, bahkan internet. So, tentu masa yang mengalami perkembangan teknologi yang sangat memadai.

Kali ini, kami komunitas Seira Cerdas diundang dalam kegiatan Talk Show yang diselengarakan oleh BKKBN dan di pionir oleh rekan2 GenRe (Generasi Berencana) membuka ruang diskusi seputar peran generasi milineal, dengan tema yang cukup menarik yaitu "eksistensi generasi berencana di era milineal.

Dari tema ada dua hal yang bisa jadi bahan terawang seorang remaja tetapi semua stakeholder di Maluku.

1. Eksistensi generasi berencana

Eksistensi dalam KBBI artinya keberadaan aktual, dan generasi berencana; generasi yang dapat dan telah mengatur atau management kehidupannya sejak dini atau awal. Maka sederhananya bisa dipahami eksistensi generasi berencana adalah keberadaan atau jati diri generasi yang dapat merencanakan kehidupannya dengan baik.

Jati diri seorang Generasi berencana sudah tentunya ia akan mengatur sebaik mungkin kehidupannya sekarang untuk hidup di masa depan. Dengan demikian mereka adalah Generasi yang dengan keras menolak perkawinan usia anak, narkoba/napza, penyimpangan seksualitas tapi kemudian mempersiapkan diri untuk semakin berkualitas baik secara intelektual, karakteristik, dan spiritualitas yang baik sehingga berani berkata TIDAK bagi berbagai perilaku buruk namun selalu berkata YA bagi setiap perilaku membangun.

Remaja yang usianya kira2 berkisar dari 10-24 tahun merupakan usia sekolahan sampai perguruan tinggi. Usia yang dalam Psikologi merupakan usia yang cukup labil atau tahap pencarian jati diri. Namun teori ini terkadang digagal karena Jika hal ini dikatakan bagi mereka usia 10-24 tahun maka mereka akan menyatakan diri sebagai seorang yang dewasa.

Okhey, pikiran kalian tetap di hargai.

Dewasa merupakan kematangan organisme namun lebih dari itu berkaitan dengan karakteristik dimana seseorang dapat membedakan baik dan buruk serta memilih bagian yang positif sebagai live style.

Berdasarkan pengertian di atas mari sama-sama kita  uji argumentasi kalian, apakah di antara kalian telah membedakan atau dengan kata lain memanagement hidup kalian sebaik mungkin? Apakah kalian berani menyatakan eksistensi kalian sebagai generasi berencana?
Adakah kalian yang menyebut diri dewasa berani berkata TIDAK pada perkawinan usia anak, berkata tidak pada bercinta sama kelamin, berkata tidak pada napza, berkata tidak pada seks menyimpang?

Dewasa bukan soal usia yang semakin bertambah, yang sering orang menyebut usia sudah  kapala satu, kapala dua dan seterusnya. Tapi sebuah pilihan untuk menjadi dewasa. Semua orang berhak menjadi dewasa sekalipun usianya masih muda. Dewasa bukan sekedar menjustifikasi dirinya seorang yang dewasa tapi seseorang yang PANDAI BERENCANA atau menjadi GENERASI BERENCANA.

2. Era Milineal

Sedemikan yang telah disampaikan sebelumnya, era milineal merupakan era sarat teknologi, seluruh aktifitas dikendalikan dengan teknologi modern yang sangat instant dalam fungsinya.

Tentang teknologi, maka hal yang paling prinsip dibicarakan adalah aspek penggunaan. Jika digunakan secara baik maka tentu berdampak baik dan sebaliknya.

Era milineal memberikan fakta kalau aktifitas generasinya lebih ke dunia maya ketimbang dunia nyata. Buktikan saja seorang remaja yang punya akun FB memiliki teman lebih dari 1.000 orang, dan itu baru satu akun, belum akun instagram, line, whatsap, dll. Sedangkan relasi sosial mereka mungkin hanya untuk papa dan mama dan beberapa teman yang lain, ya kira-kira 5-10 orang.

Demikian aktifitas sosialnya pun menurun, akibatnya relasinya sedikit di dunia nyata sedangkan kesibukan gedget di dunia maya mempengaruhi seluruh aspek hidup. Relasi-relasi hidup orang sodara di pinggir-pinggir rumah (tetangga) terabaikan begitu juga relasi dalam rumah atau keluarga.

Dari situasi ini, apa peran generasi milineal dalam pembangunan? Ataukah kalian tak memiliki peran pembangunan?
Jumlah penduduk indonesia yang diperkirakan 265 juta penduduk, 25 % merupakan jumlah penduduk remaja. Angka ini menyongsong 2020-2035 tentu menjadi bonus demografi bahwa jumlah usia produktif akan sangat banyak dan demikian produktifitas pun akan meningkat entah itu memenuhi setiap lapangan kerja atau terciptanya lapangan kerja.

Nah, bagaimana remaja milenial menerawang situasi tahun 2020-2035? Akankah pertumbuhan demografi menjadi berkat atau kutuk??

Apa artinya?
Jika kalian para milineal berani menentukan mimpi di masa depan dengan berkomitmen hari ini maka demografi ini menjadi berkat namun jika bermasa bodoh dengan masa di depan maka secara tidak langsung kalian menentukan demografi ini menjadi sebuah kutuk.

Perkembangan global sangat cepat dan pesat tentu tidak dapat dibatasi. Dengan demikian sebagai seorang remaja, cobalah terawang tahun 2020-2035 dan seterusnya.
Terawanglah, apa model eksistensimu? Terawanglah Di mana posisimu di masa depan nanti?

Terawanglah Peran apa yang akan kau mainkan di masa depan?
Bermimpilah wahai para generasi mileneal jangan sampai terlambat, karna sesal kan datang setelah semuanya tak dapat lagi ubah.

Milikilah eksistensi diri yang berkualitas, jadilah generasi yang dapat merencanakan hidupmu untuk masa depanmu dan bagi kehidupan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reflekesi Kegagalan Pergerakan Ditengah Surplus Pemimpin Seira di Daerah)

Eksistensi Masyarakat Seira Blawat

PEMKAB Tanimbar Gemar Membangun Pasar Yang Tidak Difungsikan